Lestarikan Warisan Leluhur, Pemkab Lamongan Support Revitalisasi Perahu Ijon-Ijon untuk Nelayan.

Mendapatkan anugerah Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), Pemkab Lamongan memberikan support akan adanya revitalisasi pelestarian perahu ijon-ijon. Pelestarian tersebut menggabungkan konsep nilai budaya leluhur berpadu dengan konsep teknologi yang akan terintegrasi antara Pemkab Lamongan, Kemendikbudristek, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), dan SMK 3 Buduran melalui program matching fund penguatan budaya perkapalan tradisional. 

Dijelaskan memalui halaman website resmi Pemkab Lamongan, melalui program dari bidang kependidikan itu akan menghasilkan dua buah kapal diantaranya kapal Putra Sunan Drajat (12,2 m x 2 m x 4m) dengan kecepatan 14 knot yang merupakan hasil karya dari mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan Kapal Putri Mayang Madu (12,85 m x 4 m x 1,65 m) dengan kecepatan 9 knot yang merupakan karya dari siswa SMK Negeri 3 Buduran. Dua awak kapal tradisional yang dilengkapi dengan teknologi modern tersebut nantinya akan diserahkan kepada Pemkab Lamongan untuk digunakan oleh masyarakat dalam menjalani aktivitas, terutama bagi para nelayan. 

"Lamongan merupakan daerah yang memiliki wilayah laut luar biasa, panjang bibir pantai yang kita miliki mencapai 47 km sehingga sangat strategis untuk perkembangan perkapalan. Kita juga dianugerahi perahu tradisional yang berasal dari Desa Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, dimana perahu tersebut masih digunakan nelayan kita untuk mencari ikan. Untuk menjaga kelestarian peninggalan leluhur, kita perlu kolaborasi bersama bidang pendidikan, terutama yang berfokus dibidang perkapalan agar dapat terus menciptakan perahu kebanggaan kita," ujar Wakil Bupati Lamongan, Abdul Rouf saat meresmikan 2 kapal hasil karya anak bangsa itu, Senin (13/3/2023) di Pelabuhan ASDP Paciran.

Memiliki skill bahari yang cakap karena perahunya adalah perahu multifungsi yang dapat menangkap, menyimpan, menampung, mengangkut, serta mendinginkan atau mengawetkan ikan, perahu tradisional ijon-ijon dinyatakan mulai kehilangan pembuatnya, karena sampai saat ini belum ada yang memproduksi kapal berbahan kayu. Bahan bakunya sendiri bukanlah sembarang bahan baku, melainkan kayu yang harus tahan lapuk dan kuat air sehingga berharga sedikit mahal. 

"Warisan perahu tradisional di Indonesia sudah mulai kehilangan pembuatnya, hal tersebut berpotensi menjadikan perahu tradisional akan musnah. Kemendikbudristek mendorong pemuda pemudi Indonesia untuk menyalurkan kreativitasnya membuat perahu tradisional, yang pastinya selain memuat nilai leluhur juga akan dipadu padankan dengan kecanggihan teknologi," jelas Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja yang turut hadir untuk meresmikan kapal tradisional.

Sumber Berita: Kominfo Jatim (13/03).