Nilai Ekspor Jatim pada Desember 2021 Mengalami Peningkatan Y on Y sejumlah 14,97 Persen.

Kinerja Pemprov Jatim dalam rangka guna pemulihan ekonomi tercatat telah membuahkan hasil positif. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat bahwa terdapat kenaikan nilai ekspor Jatim di akhir 2021 year on year yang mengalami kenaikan 14,97 persen. 

Adapun berdasarkan data yang dirilis BPS Jatim pada Senin (17/01/2022), nilai ekspor Jatim pada Desember 2021 adalah sebesar 2,05 miliar US Dollar. Sementara nilai ekspor Jatim pada Desember 2020  tercatat 1,78 miliar US Dollar. 

Secara kumulatif, nilai ekspor Jatim pada 2021 tercatat 22,78 miliar USD, meningkat 19,22 persen dibandingkan 2020 sebesar 19,22 miliar USD. Kenaikan nilai ekspor Jatim 2021 meningkat disebabkan oleh naiknya ekspor baik sektor migas maupun non migas secara simultan. 

Nilai ekspor migas selama 2021 tercatat mencapai 1,48 miliar USD, meningkat 56,36 persen dibandingkan 2020 yang mencapai 0,95 miliar USD. Sedangkan nilai ekspor non migas selama 2021 mencapai 21,30 miliar USD meningkat 16,59 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 18,27 miliar USD. 

Menurut Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa, kinerja ekspor yang terus meningkat tersebut merupakan bukti bahwa kinerja pemulihan ekonomi yang dijalankan oleh Jatim berjalan efektif dan optimal. "Ini bukti pemulihan ekonomi pasca pandemi di Jatim berjalan efektif dan optimal”, Ujar Ibu Gubernur Khofifah di Gedung  Negara Grahadi pada Rabu (19/1/2022). 

Adapun juga perhatian Pemprov Jatim terhadap koperasi dan UMKM melalui pemberian permodalan, pinjaman murah, pelatihan, fasilitas pemasaran ternyata membuahkan hasil yang positif. 

"Beberapa kali saya melakukan temu bisnis  serta  misi dagang dan investasi di berbagai provinsi  untuk membuka pangsa pasar baru bagi produk-produk pertanian, pengolahan ,  UMKM  dan sebagainya  antara Jawa Timur dan provinsi lainnya," tutur mantan menteri di era  Gus Dur tersebut.

Adapun struktur ekspor di Jawa Timur menurut sektor pada 2021 masih di dominasi oleh sektor non migas dengan kontribusi sekitar 93,51 persen dari nilai total ekspor. Kemudian ekspor di sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang terbesar ekspor di Jawa Timur yakni mencapai 19,54 miliar USD atau 85,79 persen. Angka tersebut naik 18,05 persen dibanding 2020. kemudian disusul sektor pertanian sebesar 1,70 miliar US Dollar atau 7,45 persen (meningkat sebesar 1,84 persen dibandingkan 2020). 

Lalu di sektor migas sebesar 1,48 miliar USD atau 6,49 persen (meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan tahun 2020), selanjutnya sektor pertambangan dan lainnya sebesar 62,16 juta USD atau 0,27 persen (meningkat sebesar 25,38 persen dibandingkan tahun 2020). 

Golongan kayu, dan barang dari kayu kali ini pada Desember 2021 menjadi komoditas eskpor non migas penyumbang terbesar dengan nilai 192,70 juta USD. DI bawahnya ada golongan tembaga sebesar 185, 04 juta USD. Golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 176,35 juta USD. 

Secara kumulatif selama 2021, komoditas ekspor yang memberikan kontribusi terbesar adalah komoditas tembaga yang telah dimurnikan, yaitu berupa katoda dan bagian dari katoda dengan nilai peranan sebesar 7,85 persen atau sebesar 1,79 miliar USD. 

Disusul dengan komoditas minyak petroleum mentah dengan peranan sebesar 6,33 persen atau sebesar 1,44 miliar USD. Peringkat ketiga adalah komoditas dari sisa dan skrap logam mulia lainnya dengan sumbangan sebesar 4,63 persen atau dengan nilai ekspor sebesar 1,06 miliar USD. 

Sumber Berita: Kominfo Jatim (20/01).