Webinar Series 1: “Digitalisasi Potensi Daerah Kabupaten Lumajang”.

Pada Rabu Kemarin pukul satu siang, telah dilaksanakan Webinar Series #1 dengan tema “Digitalisasi Potensi Daerah Kabupaten Lumajang”, yang diadakan oleh Pusat Studi Jawa Timur Pascasarjana Universitas Islam Malang bekerja sama dengan Forkopimda Kabupaten Lumajang dan beberapa pengusaha di sekitar Lumajang dan Jawa Timur. Acara ini diawali dengan Opening Speech dari Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang, Prof. H. M. Mas’ud Said, M.M., Ph.D., di moderatori oleh Ketua Pusat Studi Jawa Timur, Dr. Dwi Fitri Wiyono, M.PdI dan dinarasumberi oleh Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lumajang, Mudji Setijo, S.ST., M.Si, Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, H. Akhmad Anang Syaifuddin, Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Yoga Pratomo, S. STP, dan Sekretaris HPN Jatim, Suluh Wahyu Pambudi, SE. Acara webinar kali ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom meeting.  

Dalam opening speech, Prof. Mas’ud mengaku bangga dengan adanya webinar dengan tema tersebut. “Kami sangat bangga dengan adanya tema tersebut. Kabupaten Lumajang adalah salah satu wilayah di Jawa Timur yang sedang dalam on progress dalam digitalisasi menuju ke smart government”.  Kemudian beliau juga menjelaskan tentang kiat-kiat sukses dalam tata kepemerintahan.

“Sukses dalam pemerintahan itu ada empat kuncinya: pertama, adalah kepala daerah yang smart dan bekerja dengan sepenuh hati dalam merealisasikan kepemimpinan dan pembangunan yang kuat di daerahnya, faktor kepemimpinan ini mempengaruhi sekitar dari 80 persen keberhasilan suatu daerah tersebut. Kedua adalah birokrasi yang dinamis, baik dari segi peraturan maupun SDM-nya, Ketiga adalah Pendanaan yang kuat, dan yang terakhir adalah Transformasi digital agar daerah bisa berubah menjadi lebih smart. Dimana ornamen-ornamen di dalamnya sudah mahir menggunakan IT. Sayangnya Indonesia masih belum dalam top 50 negara yang terbaik dalam digitalisasi ini. Oleh karenanya keputusan Presiden Jokowi saat itu adalah fokus mengenai adanya big data atau satu data. Dimulai dari 2010 yang belum terimplementasi secara baik, namun di 2014 sudah mulai nampak ada perkembangannya sampai hari ini. Hal ini menjadi baik karena sekarang ini, di setiap kabupaten kota yang ada di Indonesia, itu minimal sudah ada satu website yang bisa di akses oleh masyarakat. Pencapaian ini tentunya lebih baik jika di tarik dalam waktu 10 tahun sebelumnya”. 

Kemudian Prof. Mas’ud juga menyampaikan sedikit beberapa materi mengenai diseminasi informasi publik dan pemanfaatan hasil alam yang ada di Lumajang, seperti pisang, kelapa muda, dan buah-buah lainnya, lalu ada juga tumpak sewu dan pantai-pantai yang bagus di lumajang yang harus dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baiknya oleh masyarakat lumajang. 

Lalu moderator webinar, Dr. Dwi Fitri menjelaskan bahwa Pusat Studi Jatim adalah hasil dari kerjasama antara Pemprov Jatim dengan Universitas Islam Malang, yang mana data dan beritanya disadur dari sumber yang terpercaya, yaitu Kominfo Jatim, Bappeda, Dinas Kearsipan Jatim, dan lain-lain, dikemas sedemikian rupa dengan tambahan sentuhan para peneliti dan akademisi yang ada di Universitas Islam Malang. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh para narasumber. 

Narasumber pertama ada Kepala BPS Kabupaten Lumajang, Mudji Setijo, S. St., M. Si. Beliau menyampaikan tentang data-data terkini mengenai kondisi masyarakat Lumajang di tahun 2021. 

“Indikator sosial ekonomi utama lumajang yaitu masih sangat baru, naik sangat signifikan menjadi 66.07 point. Angka harapan hidup 70.21 tahun pada 2021, harapan lama sekolah 11-68 tahun, Posisi IPM lumajang memang masih belum menggembirakan sehingga ini menjadi PR besar bagi pemerintah kabupaten setempat. Pertumbuhannya mencapai yang tertinggi kedua di Jawa Timur setelah banyuwangi (0.92).

Kondisi ketenagakerjaan banyak yang telah bekerja. Akibat tren pandemic, jumlah penduduk miskin meningkat. Pertumbuhan ekonomi lumajang mengalami kontraksi (-2.79). Sedangkan ekonomi Jatim tumbuh 3.23 persen. Share PDRB tertinggi disumbang dari jasa Kesehatan dan sosial, lalu informasi digitalisasi, Penyumbang tertinggi adalah dari pertanian dan industri. Produksi padi 290.688 ton, naik dan surplus secara bulanan mulai dari bulan April. Posisinya berada di pertengahan di antara provinsi yang ada di Jatim, alhamdulillah mengalami perubahan yg positif yaitu plus 2.39 persen. Produksi beras naik dari tahun sebelumnya, yaitu 166.98 ton. Produksi dan konsumsi beras masyarakat lumajang mengalami surplus 55.72 ton dan menjadi eksportir bagi provinsi yang lainnya di Jawa Timur.

Digitalisasi melalui program2 yang dilakukan secara langsung di lapangan, seperti digitalisasi peta blok sensus, kegiatan pra pemutakhiran, kegiatan pendataan sampel, dll. Digitalisasi pelayanan data, terutama website BPS, ada juga dari gb, ig, wa, dan youtube. Jumlah pengunjung lebih aktif dengan mengunjungi website daripada mengunjungi kantor bps secara langsung dan mengalami peningkatan yang signifikan. Warta Smeru adalah inovasi berupa aplikasi peningkatan informasi berbasis digital yang dapat di unduh melalui android”.  

Narasumber kedua, ada Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, H. Akhmad Anang Syaifuddin menjelaskan tentang hikmah-hikmah yang bisa di ambil dari adanya wabah pandemi saat ini. 

“Hari ini kita masih belum bisa lepas dari pandemic, oleh karenanya kita perlu ikhtiar agar tidak terpapar oleh penyakit. Setiap musibah ada hikmah, yaitu salah satunya adalah pemanfaatan dan digitalisasi informasi secara massif dengan pemanfaatan teknologi. 1.) Setiap daerah harus tetap melestarikan budaya-budaya lama yang baik, seperti orang Tengger harus tetap jadi orang tengger. Harus menyikapi informasi dengan baik, budaya2 yang jelek harus bisa benar2 ditolak oleh masyarakat lumajang. 2.) Lalu tidak boleh ambigu, pembaharuan adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Digitalisasi harus dilakukan oleh seluruh OPD agar bisa mudah mengakses data dan pariwisata. Lumajang sudah berbeda dari tiga tahun lalu, karena ada pola solidarity maker dari bupati lumajang dan partisipasi masyarakat yang baik. 3.) Continuous improvement. Istiqomah dalam melakukan inovasi dan perbaikan. Seperti halnya ada pariwisata, sehingga akan memunculkan keinginan dari daerah yang lainnya untuk terus berinovasi Bersama dengan para stakeholder. Pengelolaan pariwisata harus dikelola dengan baik karena lumajang memiliki potensi yang luar biasa. Ayo mobilisasi masyarakat dan bersinergi.”

Lalu narasumber ketiga, yaitu sekretaris HPN Jatim, Suluh Wahyu Pambudi, SE. Dirinya menjelaskan tentang potensi-potensi Kabupaten Lumajang dan kiat-kiat langkah yang akan dilakukan dalam memajukan sektor ekonomi di Jawa Timur. 

“Kita akan mengadakan HPN Business Forum dengan tema “recovery pasca pandemi” dengan pembicara beberapa Menteri nantinya.”

“Lumajang memiliki masa depan pariwisata yang cerah. Ada sebuah café dengan luas tiga hektar. Rebornnya luar biasa dengan omset Rp. 1.5 M dan bisa menjadi inspirasi. Inspirasi dari Malang juga bisa di adopt ke Lumajang. yang penting adalah network dan kolaborasi.”

Dia juga menjelaskan bahwa digital transformasi adalah suatu keniscayaan demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di Kabupaten Lumajang. 

“Digitalisasi adalah tools. Human dan technology harus bisa kolaborasi dengan baik. Bagaimana tingkat kesejahteraan, ekonomi, impian, dan harapan semakin baik ke depan. Penyerapan aspirasi dari masyarakat Lumajang mengenai perhatian dan pengelolaan pariwisata di Lumajang”. 

Kemudian Prof. Mas’ud menambahkan bahwa kita semua ini adalah hidup di zamannya kolaborasi dan kerjasama. 

“Kita sekarang ini hidup di jamannya era kolaborasi dan kerja. Sebenarnya tidak ada rencana yang kurang, hanya ada delivery policy yang tidak jalan. Harus komprehensif seperti para pahlawan, dan para pendiri NU”.

Hingga pukul 16.30, acara kemudian ditutup dengan bacaan surat pendek oleh moderator webinar. 

Sumber Berita: Tim Ahli Pusat Studi Jawa Timur (17/11).