Smart Province Demi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur.

Smart Province merupakan sistem yang sangat krusial untuk mempercepat pembangunan, memajukan, dan mensejahterakan Jawa Timur. Tentunya ini juga diiringi dengan masyarakatnya yang terus memberikan kontribusi baik itu secara kualitatif maupun kuantitatif kepada peradaban kehidupan di Jawa Timur. 


Pungkas Ibu Gubernur Jawa Timur, Dra. H. Khofifah Indar Parawansa., M.Si pada saat pembukaan acara Seminar Nasional “Skenario Smart Province Menuju Jatim Bangkit” pada Senin, 18 Oktober 2021 kemarin secara daring di Aula Gedung Bundar Kh. M. Tolchah Hasan, Universitas Islam Malang, Kota Malang, Jawa Timur. 


Langkah pertamanya yaitu dengan membangun satu big data di Jawa Timur. Satu data itu nantinya harus nyekrup antara data yang ada di Kominfo RI dan dengan yang ada di Jawa Timur. 


“Kita juga berharap, bahwa antara kami dengan rektor ITS untuk terus mengawal percepatan satu data Jawa Timur ini. Sebab kebetulan yang dijadikan center of excellence utk mewujudkan 5.0 adalah ITS. Jadi bagaimana kita berada pada society 5.0. Maka kita berharap sudah ada moving dari 4.0 ke 5.0,” ujarnya.


Beliau juga meminta agar tim dari ITS agar Jawa Timur menjadi prioritas dalam proses transformasi digital saat ini. Oleh karenanya, beliau ingin adanya suatu koneksitas Satu Data Jawa Timur yang akan bisa memberikan percepatan, kemudahan, da efektivitas dari seluruh proses yang dilakukan, sehingga kedepannya antara sektor OPD dan Kabupaten/Kota akan menjadi lebih efisien. 


“Nah format inilah yang kini sedang di finalisasi oleh tim dari ITS” sambungnya. 


Smart Province, sambung beliau, bukan hanya menyangkut tentang transformasi digital saja, tetapi juga menyangkut tentang siapa saja yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu beliau juga meminta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim agar segera dilakukan penguatan-penguatan. Perlu diketahui, saat ini Jawa Timur sedang di tunjuk oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Kemenpan RB untuk melaksanakan Pilot Project Corporate University (Corpu) yang nanti kedepannya akan lebih banyak permagangan daripada yang hanya bersifat klasikal. Meski demikian, profesionalitas tetap menjadi yang utama, yaitu dengan menghadirkan sosok birokrat yang beriringan dengan proses transformasi digital. 


Ibu Gubernur sangat mengapresiasi Unisma dengan terlaksananya seminar nasional tersebut, sehingga beliau berharap kedepannya nanti Jawa Timur sudah bersiap dalam melakukan langkah penguatan untuk 100 tahun kedepan. 


“Jika 100 tahun Indonesia stappingnya sudah dilakukan banyak sekali, baik dari sektor infrastruktur, ekonomi dan kebudayaan. Namun untuk Jatim, memang kita berharap bahwa 100 tahun Jatim bersamaan dengan 100 tahun Indonesia. Karena itu mungkin kita nanti akan mendapat penguatan dari para narasumber seminar kali ini,” jelasnya.


Penguatan tersebut dicontohkan olehnya, merujuk dari Mckinsey and company bahwa nanti di 2030 Indonesia akan masuk pada skala ekonomi terbesar keenam di dunia. Kemudian untuk PRDB Jawa Timur yaitu terbesar kedua di Indonesia, yaitu 24.39 persen, terbesar setelah DKI Jakarta. 


“Yang kami Mohon dibantu format penguatannya, terutama kalau misalnya di tahun 2030 apa yang seharusnya didorong dari penguatan pertumbuhan ekonomi di Jatim dengan tetap menyeiringkan sisi humanitas, atau menempatkan sisi kemanusiaan?” ujarnya.


Kemudian menurut Pricewaterhouse Coopers (PwC) bahwa pada tahun 2050 nanti Indonesia akan mampu bertengger di peringkat keempat dunia di sektor ekonomi, nah bagaimana Jawa Timur nanti agar supaya bisa berkemajuan di 100 tahun mendatang? “ Bagaimana Jatim makin di depan dan makin bisa dijadikan referensi provinsi lain di Indonesia? Mungkin saya mohon kepada para narasumber, format dan sektor kontribusi seperti apa, mungkin bisa dibantu pemetaan dan mendetailkan,”tuturnya.


Sebab nanti apabila Ibukota Indonesia nanti dipindahkan ke Kalimantan Timur, maka sesungguhnya secara de jure posisinya ibukota Indonesia itu ada di Kaltim, tetapi secara de facto sesungguhnya Ibukota nanti akan berada di Jawa Timur. “Saya menyebut demikian karena saat ini 16 provinsi di Indonesia bagian timur, di luar Sulsel hampir 80 persen logistiknya disuplai oleh Jawa Timur. Dalam posisi ini kedekatan secara kultural antara Jawa Timur dengan Kalimantan Timur sudah lama terbangun, bahkan jauh dalam kesejarahan raja-raja terdahulu,” tambah beliau.


Sumber berita: Kominfo Jatim (18/10).