BEM Unisma Gelar Pengabdian Masyarakat Bertajuk Eksekutif Muda Membangun Desa

BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Unisma bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Sumawe (IMS) mengadakan pengabdian masyarakat di desa Sumbermanjing Wetan desa Argotirto dusun Wonorejo. Pembukaan dilakukan pada hari Jumat (30/10/2020) di TPQ Wonorejo pada pukul 09.00. Dibuka oleh tokoh masyarakat Qomaruddin, acara bertajuk Eksekutif Muda Membangun Desa mendapat sambutan hangat.

Qomaruddin menyampaikan rasa terimakasih kepada BEM Unisma. Diharapkannya, kegiatan yang akan dilakukan selama tiga hari ini akan membawa dampak bagi desa Argotiro, terutama dusun Wonorejo.

“Saya sebagai pemiliki TPQ ini, memasrahkan sepenuhnya tempat ini selama tiga hari kepada adik-adik BEM Unisma. Semoga selama tiga hari bisa betah, dan membawa dampak pada dusun kami,” ungkap Qomar.

Presiden mahasiswa Unisma menyampaikan tujuan acara ini untuk melatih mahasiswa, khususnya anggota BEM Unisma 2020 agar memahami realita yang ada di masyarakat.

“Jadi harapan kami belajar bermasyarakat di desa Argotirto dusun Wonorejo ini. Selama tiga hari ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan kami lakukan di antaranya, pembangunan pojok literasi, sosialisai digital literasi, sosialisasi anti korupsi, bakti masyarakat dalam bentuk bersih desa dan aswaja, serta edukasi Covid-19,” kata Ahmad Faruuq.

Objek dari kegiatan sosialisasi merupakan santri di TPQ yang sebagian besar anak Sekolah Dasar di sekitar dusun Wonorejo. Pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pembangunan pojok literasi. Dari hasil penggalangan, BEM Unisma mendapatkan sekitar 400 judul buku. Buku ini akan ditempatkan pada tiga titik di kecamatan Sumbermanjing Wetan. Dua titik di desa Argotirto, dan satu titik di desa Ringisari.

BEM Unisma juga menyerahkan gerobak literasi, yang akan dikelola oleh IMS untuk keberlangsungan literasi di kecamatan Sumawe. Sebagai rencana jangka panjang, IMS akan melangsungkan gerakan literasi antar desa di kecamatan Sumawe.

Pembangunan pojok literasi hari pertama dilakukan di TPQ Wonorejo, terhitung 250 judul buku. Kemdikbud BEM Unisma, M Afnani Alifian mengungkapkan harapan dari pendirian pojok literasi ini.

“Kami berharap pojok literasi ini akan terus berkembang hingga nantinya desa Argotirto ini dinobatkan menjadi kampung literasi. Oleh karena itu, demi keberlangsungan pojok literasi BEM Unisma bekerja sama dengan pemuda desa melalui IMS,” ungkap Dani.

Pada jam 18.00 acara dilanjutkan dengan sosialisasi tentang literasi digital, dan edukasi Covid-19. Sosialisasi literasi digital disampaikan oleh Akhmad Mustaqim pendiri lapak baca gerilya literasi Unisma.

Sementara itu, edukasi Covid-19 disampaikan oleh Kemenkes BEM Unisma. Ahmad Fachruddin bersama Joseph dari Kemenkes BEM Unisma mengedukasi santri TPQ tentang penting gerakan 3M. 

“Tiga M merupakan kepanjangan dari mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker,” jelas Ahmad Fachrudiin sebagai Menteri didampingi Joseph yang mempraktikkan cara mencuci tangan yang benar.

Acara hari pertama ditutup dengan melakukan pembacaan tahlil bersama masyarakat desa dan IMS.(rls)


*) tulisan ini juga diterbitkan di bermadah.co.id