Undang Empat Pembicara Professor Sekaligus, Mahasiswa Unisma Lakukan Workshop Karya Ilmiah dan Multikulturalisme.

Kamis, 25 Mei 2023; Bagaimanakah cara untuk menumbuhkan nilai-nilai multikultural dan juga kiat-kiat strategis untuk menulis jurnal bereputasi internasional alias produktif menulis? Hal inilah yang baru saja dilakukan penguatan-penguatannya oleh Prodi S3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Multikultural, bersama dengan prodi S2 PAI dan S2 Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Malang mengadakan Workshop “Pengkajian Tentang Menyemai Multikultural dalam Masyarakat Plural” dan “Pendampingan Penyusunan Artikel Ilmiah Pada Jurnal Intern pada Rabu, 24 Mei 2023 di Lantai 3 Ruang Pusat Studi Jawa Timur (PSJ) Gedung Pascasarjana Unisma. Workshop tersebut dimulai sejak pukul 08:00 WIB sampai dengan selesai dan dihadiri oleh para mahasiswa dan dosen-dosen dari prodi-prodi yang telah disebutkan diatas berjumlah sekitar 30 orang.

Demi memperkuat hal-hal tersebut, Kegiatan tersebut mengundang empat pembicara ternama yang semuanya merupakan professor ahli pada masing-masing bidangnya, yakni Prof. Abdul Haris. M.Ag; Prof. Dr. Imam Suprayogo, Prof. Dr. H. Turhan Yani; dan Prof. Dr. Ahmad Taufiqi. S.Pd. M.Si. Keempat pembicara tersebut silih berganti menyampaikan materi yang sangat berisi. Acara berlangsung dengan sangat khidmat dan interaktif. 

Direktur Pascasarjana Unisma, Prof. Drs. H. M. Mas’ud Said. M.M., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan bahwa target Unisma saat ini adalah akreditasi unggul dan Internasional. “Saat ini kami memiliki sebelas prodi S2 dan S3 yang kami targetnya semuanya harus unggul dan internasional. Alhamdulillah beberapa sudah unggul salah satunya adalah prodi S3 PAI ini. Untuk Prodi S2 Bahasa Indonesia kemarin juga baru saja melakukan akreditasi Internasional dengan FIBAA Jerman”. Pungkas Guru Besar Ilmu Sosial dan Pemerintahan tersebut. Dirinya juga mendorong mahasiswa agar selalu produktif, terutama dalam hal menulis buku maupun jurnal. 

Prof. Abd. Haris. M.Ag. 

Prof. Haris menjelaskan terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan orang gagal menjadi sukses, salah satunya adalah permasalahan yang datang dari dalam diri orang tersebut. 

“Banyak org yang gagal karena takut di kritik. Seseorang harus punya rasa percaya diri yang tinggi, karena percaya diri adalah pangkal dari sebuah kesuksesan”. Tegas Mantan Rektor UIN Maliki Malang tersebut. 

Beliau juga menyampaikan bahwa seorang penulis harus punya otoritas dalam menulis sebuah karya.  “Jangan hanya mengutip tanpa referensi, karena sebenarnya karya tulis adalah sepenuhnya milik penulis itu”. Jelasnya. 

Prof. Imam Suprayogo. 

Meskipun dalam keadaan kurang fit, Prof. Imam yang juga mantan Rektor UIN Maliki Malang ini masih menyempatkan dirinya untuk berbagi ilmu kepada mahasiswa. Dengan keadaan yang seperti ini, ia masih bisa menyempatkan diri untuk menulis sebanyak 10 halaman. “Kuncinya adalah tahu dan mengerti apa yang ditulis serta berkarakter dalam menulis. Menulis harus dengan menggunakan hati, agat tulisan tidak kaku dan indah”. Jelas Guru Besar Pendidikan Agama Islam tersebut. 

“Menulis itu jangan pernah merasa terpaksa, dan harus sesuai dengan apa yang ada di hati kita”. Tambahnya lagi.  

Prof. Dr. Turhan Yani. 

Prof. Turhan yang merupakan akademisi dari Universitas Negeri Surabaya tersebut mengatakan bahwa sebagai seorang mahasiswa itu harus berlari cepat dan memiliki kewajiban dalam menulis karya ilmiah/meneliti. 

“Orang yang meneliti atau menulis itu adalah bagian dari karier akademik. Orang akan terus mengarah kepada peningkatan, termasuk juga kepangkatan. Itu menjadi semacam keharusan dan juga kepentingan kelembagaan karena merupakan salah satu kepentingan dari akreditasi”. Jelas Prof. Turhan. 

Ia menekankan agar dosen tidak boleh pasif, harus selalu punya ide dan gagasan. Riset juga tidak boleh hanya disimpan saja, tetapi juga harus dipiblish. “Bukan hanya dosen, mahasiswa S3 harus memiliki hobi, hobi apa? yakni hobi menulis”. Terangnya. 

Guru besar Ilmu Pendidikan Agama Islam itu menjelaskan juga bahwa seseorang itu harus menyiapkan waktu khusus utk menulis, bukan mencari sisa-sisa waktu, mendraft gagasan dan menulis apa yg kita fikirkan. 

“Lalu juga kenapa penelitian bisa menjadi terkenal? karena penelitian itu menarik dan bisa memberikan sumbangsih dalam keilmuan serta kebaharuan (Novelty). Gagasan kita kelak akan menjadi amal jariyah serta menginspirasi orang lain, meskipun raga nya sudah tidak ada. Saya sering membaca karya Gus Dur dan Prof. Nur Kholis Madjid”. Jelas lulusan S2 UIN Maliki Malang tersebut. 

Prof. Ahmad Taufiqi. S.Pd. M.Si. 

Professor yang merupakan dosen di Universitas Negeri Malang (UM) kali ini menyampaikan materi praktek langsung menulis jurnal internasional sembari menunjukkan data di google schoolar dan Sciendirect. Ia menyampaikan beberapa tips dalam menulis jurnal internasional adalah dengan langsung belajar dari yang sudah pernah pernah publish internasional.

“Kekuranngan org yg susah publish internasional adalah kurang terampil mencari jalan. Terdapat dua makhluk jurnal internasional, yakni Scopus (Q1 sd Q4) dan Web of Science (0; 0, sekian; dst)” Tegas Guru Besar Bidang Ilmu Fisika tersebut.  

Tipsnya menurut beliau dalam menulis penelitian agar diterima jurnal internasional adalah: Kalau ingin menjadi peneliti yg hebat, itu harus menjadi pembaca yang hebat. Dan yang kedua menurutnya adalah  harus membuat judul yang menarik, unik, dan profokatif agar penelitian bisa masuk penelitian Internasional Q1. “Riset yg bagus adalah riset yg tidak usah mencakup scope yg terlalu luas, tapi mendalam”. Jelas lulusan S3 Institut Teknologi Surabaya tersebut. 

Sumber Berita: Tim Ahli Pusat Studi Jawa Timur (25/05).