Jawa Timur Buka Pintu Kerjasama Potensial dengan Dubes Indonesia untuk Rumania dan Republik Moldova.

    Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa pada hari Minggu (05/06) kemarin,  menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Rumania dan Republik Moldova M. Amhar Azeth di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. 

    Pada kunjungan tersebut, Dubes Rumania Amhar Azeth yang datang didampingi bersama dengan Konsul Kehormatan (Konhor) RI di Constanta Rumania Emil SIrbu, menyampaikan bahwa terdapat beberapa potensi kerjasama yang dapat dikembangkan bersama dengan Jawa Timur. 

    Beberapa kerjasama yang ditawarkan oleh Dubes Rumania tersebut adalah kerjasama dalam bidang teknologi kesehatan, teknologi pertanian hingga industri pertahanan. 

    Ibu Gubernur Khofifah pun langsung menyambut dengan baik niat kerjasama tersebut. Menurut beliau, kerjasama tersebut sangatlah strategis dan potensial dalam membawa kemanfaatan untuk Jawa Timur. 

    "Saya sangat terbuka dengan kerjasama yang tadi sudah kita bicarakan. Saya minta detail plan disiapkan agar kita bisa kerjakan as soon as possible," ungkap Ibu Gubernur Khofifah.

    Dikatakan olehnya, Jawa Timur saat ini telah menjadi sentra layanan kesehatan bagi Indonesia Timur dan sangat tertarik mengenai tawaran kerjasama pendirian pabrik produsen antibiotik. Menurutnya, pendirian pabrik antibiotik ini menjadi penting untuk melengkapi pemenuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 

    "Kalau Indonesia punya RSCM, saya rasa Dr Soetomo adalah sentra kesehatan untuk Indonesia Timur. Ini sangat penting, mengingat pula arahan Presiden RI yang menggalakkan belanja produk dalam negeri," terang orang nomor satu di Jawa Timur tersebut. 

    Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut juga mengatakan bahwa dengan didirikannya pabrik antibiotik di Jawa Timur akan menjadi sangat potensial dalam segi ekonomi dan juga lokasinya. 

    "Untuk pabrik selongsong peluru yang berbahan baku tembaga bisa efektif dibangun di Gresik, bisa juga  di KEK Gresik misalnya  karena disana langsung terkoneksi dengan kebutuhan bahan baku dan  pelabuhan. Jadi akan lebih mudah dan murah," imbuhnya. 

    Selain memproduksi antibiotik, Ibu Gubernur Khofifah juga menjelaskan bagaimana teknologi kesehatan dalam upaya pembunuhan sel dan penyakit kanker itu juga menjadi penting. 

    "Apalagi teknologi  pengobatan kanker  yang dijelaskan ini   tanpa kemo. Ini menarik, dan bisa kita segerakan agar bisa bertemu dengan Pimpinan RSUD Dr. Soetomo, untuk penjelasan teknisnya" ajak Ibu Khofifah yang juga mantan Mensos RI tersebut. 

    Kemudian untuk di bidang pertanian, seperti kedelai, di Indonesia ini termasuk di Jatim ini sangat membutuhkan teknologi penanaman kedelai yang lebih efisien untuk mensuplai kebutuhan industri tempe tahu yang begitu besar. Kebutuhan tempe tahu dan sejenisnya di masyarakat sangatlah tinggi, otomatis kebutuhan kedelai juga tinggi. 

    Untuk saat ini proses penanaman kedelai dirasa kurang maksimal dikarenakan harus mengimpor bahan baku kedelai ekspor dan itu masih tercatat sangat tinggi. Menurut Gakoptindo, untuk di Jatim sendiri kebutuhan kedelai tercatat sebanyak 50.292 ton. Sementara produksinya tercatat perbulannya sekitar 6.095 ton. Sedangkan impor kedelai Jatim menurut Pusdatin Kemenperin tercatat 70.977 ton perbulannya. Untuk saat ini, dipasar internasional harga kedelai mengalami kenaikan sehingga stok kedelai masih surplus tetapi harga juga ikut tinggi. Adapun ketika harga kedelai tinggi, ini sebenarnya berpengaruh sangat besar terhadap industri tempe. 

    "Dari sini saya rasa tim bisa mendetailkan potensi  apa saja  yang mungkin segera dan efektif untuk  dikerjasamakan," ujarnya. 

Untuk kerjasama di bidang industri pertahanan melalui pembangunan pabrik selongsong peluru yang akan disinergikan dengan Rumania, ditegaskan oleh Ibu Khofifah, sangat terbuka lebar di Jatim. 

    Ditambah lagi, Jatim sudah memiliki pabrik smelter yang ada di Gresik. Bahan baku cukup tersedia, akses infrastruktur juga mumpuni. 

    "Ragam partnership yang kita sinergikan ini saya harapkan ada follow up yang bisa terlaksana sesegera mungkin," pungkasnya.

    Sementara itu Dubes RI untuk Rumania dan Moldova M. Amhar Azeth menyampaikan rasa terima kasihnya atas penyambutan yang baik perihal ragam kerjasama yang akan disinergikan bersama dengan Jatim. 

    Amhar menyebutkan bahwa Jatim adalah pelabuhan terbesar kedua dan menjadi penyuplai kebutuhan untuk negara-negara di Asia Timur bahkan sampai ke Amerika. 

    "Kemarin kami sudah ketemu juga dengan Bupati Gresik untuk komitmen membangun pabrik selongsong peluru, itu pun juga sudah direstui oleh Menteri Pertahanan melalui kepala Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Karena kebutuhan itu dan sangat banyak," jelasnya. 

    Melihat kebutuhan Indonesia termasuk Jatim yang penyediaan air minum bersihnya kurang terpenuhi, Amhar juga kemudian menawarkan teknologi water modification yang mana mampu mengolah air hujan menjadi air bersih layak minum. 

    "Jadi bukan hanya mengendalikan cuaca, tapi juga bisa mendatangkan hujan itu untuk menjadi air minum. Dan teknologi ini sepuluh kali lipat lebih murah daripada perusahaan daerah menyuling sungai," ujarnya

    "Ini diakui oleh Krakatau Steel yang cukup besar. Mereka tidak mampu untuk menyuling air sungai yang dialirkan 50 km untuk kebutuhan pabrik maupun juga masyarakat Cilegon. Mohon doanya semoga kerjasama ini berjalan lancar," tutup Amhar.

Sumber Berita: Kominfo Jatim (05/06).