Misi Dagang dengan Provinsi Gorontalo, Jatim Catat Surplus Ratusan Juta Rupiah.

Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa kembali memimpin secara langsung Misi Dagang dan Investasi Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Gorontalo di Maqna Hotel Gorontalo pada Kamis (31/03). 

Alasan dipilihnya Provinsi Gorontalo kali ini dalam menjalankan misi dagang yakni tidak lain adalah karena Pemprov Jatim selalu mencatatkan nilai surplus dalam hal kaitannya dengan perdagangan antar daerah dengan Provinsi Gorontalo. 

Dihimpun dari data BPS, total nilai penjualan/muat dari Jawa Timur ke Gorontalo di tahun 2021 mencapai Rp. 557,96 miliar. Sedangkan nilai pembelian/bongkar dari Gorontalo ke Jawa Timur sebesar Rp. 394,43 miliar. Sehingga Jatim mengalami surplus Rp. 163,52 miliar. 

Dalam gelaran Misi Dagang Jatim-Gorontalo hari ini, dari pembukaan acara sampai dengan 16.05 WITA, transaksi yang terjadi antara pelaku usaha Jatim dengan Gorontalo mencapai Rp. 133.009.870.000 (133 miliar) dengan jumlah sebanyak 58 transaksi yang tercatat. 

“Alhamdulillah, transaksi yang terjadi cukup menggembirakan. Namun yang perlu kami sampaikan sejatinya pelaksanaan misi dagang ini menjadi bagian dari upaya kita untuk melaksanakan apa yang menjadi pesan Bapak Presiden Jokowi saat pertemuan di Nusa Dua Bali (25/03) kemarin untuk mengalokasikan belanja barang dan jasa dari APBD-nya untuk produk dalam negeri. Kita berharap perdagangan antar provinsi menjadi pendorong kebangkitan ekonomi kita” kata orang nomor satu di Jawa Timur tersebut.

Sebagaimana yang bersama diketahui, bahwa Presiden Joko Widodo telah menggalakkan pelaksanaan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia. Dimana Pemprov Jatim sendiri juga telah berkomitmen untuk melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri melalui belanja daerah dengan nilai Rp. 2,293 triliun di tahun 2022. Apabila di total dengan 38 kabupaten kota, maka ditargetkan secara kumulatif jumlahnya adalah Rp. 26,8 Triliun. 

Hal inilah yang menjadi dasar dimana dalam kesempatan Misi Dagang dan Investasi kali ini, Ibu Gubernur memboyong 14 pelaku usaha dari Jatim bersama dengan kadin, HIPMI dan IWAPI Jatim. Para pelaku usaha ini membawa berbagai macam komoditi dari Jatim diantaranya seperti kakao bubuk, kakao butter, olahan cokelat, kakao biji, beras, jagung, bibit tanaman, pala, hasil laut, Batik Tanjung Bumi, kain ecoprint, mesin pertanian, serta peternakan ayam dan telur. 

Pemprov Jatim dalam setiap misi dagang dan investasi yang dilakukan, selalu memfasilitasi para pedagang dan pengusaha tersebut yang rata-rata sebagian besar merupakan pelaku UMKM. 

“Untuk itu kepada para trader dan buyer yang ada disini, mari kita sambut peluang ini dengan memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri tentunya yang sudah melalui proses standardisasi, akurasi dan dan sertifikasi,” Jelas gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

“Tentunya kita harapkan juga melalui misi dagang ini maka dapat memenuhi memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya melalui penggunaan produk dalam negeri, sekaligus meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri,” imbuh Ibu Gubernur.

Menurut Ibu Gubernur, untuk memaksimalkan upaya perdagangan antar daerah, maka salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah kualitas dan standarisasi produk. Untuk itu setiap produk harus melalui proses kurasi, standarisasi, dan sertifikasi terutama untuk produk makanan dan minuman (mamin). 

“Produk mamin ini harus terkonfirmasi kaitannya dengan standar BPOM, kemudian perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) dan sebagainya. Untuk itu proses pendampingannya juga harus terus kita lakukan. Karena apa yang kita lakukan ini menjadi bagian dari upaya penyelamatan ekonomi Indonesia,” kata mantan Mensos RI tersebut.

Apabila dilihat lebih jauh, maka neraca perdagangan antara Jatim dengan Gorontalo ini Jatim lebih banyak menyuplai komoditas cetakan, konveksi klontong, dokumen, elektronik, alat-alat proyek, bahan bakar kendaraan bermotor, tiang pemancang dan bor, truk pengangkut barang, dan kendaraan bermotor ke Gorontalo. 

Untuk Gorontalo selama ini menyuplai beberapa komoditas utama seperti antara lain Kopra, Jagung, Cokelat, Gula, Kembang Gula, Sapi, Minyak mentah, buah yang mengandung minyak lainnya, buah dan kernel kelapa sawit ke Jawa Timur. 

Menurut Ibu Gubernur, kegiatan misi dagang dan investasi ini akan terus dilakukan dengan cara melalui ekspansi ke provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia. Sebab sejauh ini, perdagangan antar daerah Jatim selalu mengalami surplus. 

Berdasarkan data BPS pada Januari-Desember 2021, ketika net ekspor perdagangan luar negeri defisit Rp. 49 triliun, net ekspor perdagangan antar daerah masih mencatatkan surplus Rp. 236,11 triliun. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Gorontalo Dr. Drs. H. Idris Rahim mengatakan, prioritas perdagangan di Provinsi Gorontalo yakni berupa pertanian, perindustrian, perdagangan, UMKM, perikanan dan peternakan, sama dengan apa yang diprioritaskan oleh Jawa Timur. 

“Sehingga kita melakukan penandatanganan kesepahaman untuk saling menunjang dan menguntungkan kedua pelaku usaha. Apalagi di Gorontalo itu lebih banyak berkiblat ke Jawa Timur karena adanya sarana prasarana infrastruktur laut dan udara yang lancar,” katanya.

“Oleh karenanya kita lihat di beberapa daerah, alat dryer di Gorontalo itu sebagian besar berasal dari Jatim. Serta kebutuhan pokok di Provinsi Gorontalo apalagi menghadapi Ramadhan ini sebagian besar juga dari Jawa Timur,” imbuhnya.

Dirinya juga berharap penandatanganan perjanjian kerjasama antar para pelaku usaha dapat mempercepat akselerasi pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kedua belah pihak. 

Pada kesempatan Misi Dagang dan Investasi kemarin, turut juga dilaksanakan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemprov Jatim dan Pemprov Gorontalo tentang kerjasama pembangunan daerah. Serta juga turut dilakukan Penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara beberapa OPD Pemprov Jatim dengan Gorontalo serta antar instansi non pemerintah. 

Sumber Berita: Kominfo Jatim (31/03).