PRDB Jawa Timur Menurut Harga Lapangan Usaha 2016-2020.
Perekonomian
dari suatu daerah dapat dilihat dari perkembangan perubahan nilai Produk
Domestik Regional Bruto yang telah dihitung berdasar atas harga konstan pada
tahun dasar. Apabila kita mengikuti perkembangannya pada tahun 2016-2019, nilai
PRDB atas dasar harga konstan 2010 terdapat pola yang berulang secara periodik tahunan.
Hal ini tercermin pada perubahan nilai PRDB yang terjadi dari tahun ke tahun
dengan pola yang sama setiap tahunnya. Adapun selama tahun 2016-2019, telah
terjadi peningkatan nilai PRDB dari tahun 2016-2019, kemudian langsung terjadi
penurunan laju pada tahun 2020.
Pada tahun 2020 terlihat perubahan siklus yang tidak seperti
tahun-tahun sebelumnya. Jawa
Timur tentunya juga tidak bisa melepaskan dirinya dari dampak negativ akibat pandemi
yang tengah berlangsung pada Maret 2020. Perubahan aktivitas ekonomi terjadi
akibat penyesuaian di masa pandemi. Perekonomian berjalan tidak normal bahkan
di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Namun di sisi lain muncul
kategori lapangan usaha yang mendapatkan stimulus positif dan juga terdapat
kategori yang memperoleh sentiment negative akibat perubahan perilaku ekonomi.
Secara lebih terperinci, pada triwulan II mulai terjadi
kontraksi terdalam sepanjang tahun, namun yang perlu diketahui, bahwa sebenarnya
Jawa Timur pada triwulan I sebenarnya juga sudah mengalami penurunan laju
pertumbuhan ekonomi karena wabah pandemic yang menyerang dunia (2.92). Kemudian
pada bulan Triwulan II, Laju ekonomi benar-benar turun sampai -5.98. Hal ini
disebabkan oleh mulai mewabahnya virus Corona di bulan Maret 2020 sehingga
melumpuhkan beberapa aktivitas ekonomi terasa pada triwulan III. Regulasi
pemerintah mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Penerapan Work from
Home (WFH), School from Home (SFH) dan berbagai aktivitas berbasis virtual
untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Berdasarakan
tabel PRDB, beberapa sektor yang mengalami kenaikan sebagai contohnya adalah di
sektor pertanian, kehutanan, perikanan; industry pengolahan, kemudian jasa Kesehatan.
Jasa-jasa produksi tersebut menhgalami peningkatan karena mulai sadarnya
masyarakat akan memenuhi kebutuhan hidup yang lebih sehat, terutama di sector pertanian.
Kemudian pada sektor Kesehatan juga demikian, ditambah dengan tambahan stimulus
anggaran dari pemerintah Pemprov dalam rangka mempercepat pemulihan pandemi.
Kemudian sector
yang mendapat sentiment negativ, sebagai contohnya adalah sector pertambangan
dan transportasi. Sektor pertambangan di duga mengalami kemunduran laju ekonomi
karena menurunnya aktivitas dan minat dari para pelaku usaha karena terimbas
oleh pandemi. Untuk transportasi ini disinyalir karena pembatasan mobilisasi
yang dilakukan oleh pemerintah termasuk kendaraan umum maupun pribadi, melalui
berbagai kebijakan-kebijakan tertentu sehingga orang-orang lebih cenderung melakukan
kegiatan dari rumah, seperti sekolah daring dan Work from Home (WFH).
Perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur tercermin melalui perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010. Besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) rata-rata pertahunnya dari 2016-2019 mengalami surplus rata-rata hingga Rp. 200M, Kemudian Besaran PRDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2020 mencapai Rp 2.299,46 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 1.610,42 triliun, dengan laju minus Rp. 46.3 M. Meskipun beberapa sector mengalami tren kenaikan laju ekonomi, tetapi ada beberapa juga beberapa sektor yang mengalami penurunan.
Sumber: BPS Jatim.